Menempuh
cara wajar menggapai kesuksesan merupakan bentuk kesadaraan bahwa cita-cita
menuntut menuntut perjuangan dan pengorbanan. Mereka yang mengambil langkah ini
memiliki kedewasaan mental dan logika yang sehat sehingga mampu bersikap arif
menyikapi kegagalan atau keberhasilan. Sedangkan mereka yang menginginkan
sesuatu secara instan cenderung menghalalkan segala cara untuk mendapatkannya.
Bahkan demi tercapainya tujuannya, tak peduli walau perbuatannya merugikan orang
lain.
Kesuksesan
yang hakiki lebih menekankan pada cara mendapatkan keberhasilan itu sendiri. Pemahaman
yang mendalam akan tercermin dari perilaku yang senantiasa menjadikan diri bermanfaat
bagi orang lain. Seseorang yang memahami hakikat kesuksesan senantiasa berbuat
yang terbaik untuk kepentingan orang banyak, menjadikan dirinya agen perubahan
positif serta menjadi inspirasi bagi orang laun kearah konstruktif. Upaya
mewujudkan keinginan menjadi added value yang tak boleh diabaikan,
keberhasilan tidak boleh diraih dengan menghalalkan segala cara. Keberhasilan
yang diperoleh dengan cara menabrak ajaran agama atau norma sosial
budaya masyarakat atau kesuksesan yang mengabaikan prinsip-prinsip
kejujuran dan moralitas adalah keberhasilan semu.
Mahasiswa
yang memahami makna sebuah kesuksesan akan sangat menjunjung tinggi nilai-nilai
moral dalam usaha pencapaian prestasinya. Dia tidak akan menghalalkan segala
cara, misalnya melakukan hal-hal tidak terpuji untuk mendapatkan nilai A. Baginya,
proses penyerapan dan penguasaan ilmu pengetahuan yang diajarkan dosen lebih
utama dibandingkan nilai A.